Selasa, 18 Mei 2010

cerpen - Mengapa harus aku ?

Mengapa Harus Aku ?

        Kebahagian, kasih sayang, perasaan cinta dan kesedihan, menurutku itulah arti kehidupan yang sesungguhnya. Tetapi mengapa disaat banyak anak-anak seusiaku merasakan kebahagian tersebut dengan keluarga mereka yang saling menyayangi, aku hanya dapat berdiam sunyi dan menitiskan air mata.
Ya, hanya hal itu yang dapat aku lakukan.
        Disaat anak-anak sebayaku bermain dengan lincahnya, disaat mereka merasakan indahnya kehidupan dengan canda, tawa, dan keceriaan, ”mengapa aku tidak dapat melakukannya disaat masa kanak-kanakku ini ?” kata-kata itu selalu terlintas dipikirku setiap kali aku merasa sedih, binggung, bosan, dan haru. Aku tidak dapat melakukan hal yang seharusnya aku dapat lakukan dengan segala kelincahanku.
        Hari-hariku selalu ku habiskan didalam rumah, bermain sendiri penuh keterbatasan akibat penyakit yang terus-menerus menggrogoti tubuhku yang mungil. Mungkin banyak orang diluar sana juga merasakan penderitaan yang sama seperti diriku, tetapi mengapa aku juga harus menjadi salah satu bagian dari mereka ?
Ayah, bunda, kakak, dan adikku, merekalah malaikat penyemangatku. Kasih dan sayang yang mereka limpahkan kepadaku demi menyemangatiku, begitu besar. entah bagaimana caranya untuk membalas pengorbanan mereka.
        ”dik, kamu harus dapat semangat menjalani hidup ini, kakak tahu mungkin kamu sendiri merasa bosan sekaligus sedih dikalau melihat teman-temanmu yang bermain diluar sana. Tapi kakak yakin kamu pasti bisa melalui cobaan ini” itulah kata-kata penyemangat dari kakakku yang selalu berusaha menghiburku.
Mungkin mereka berpikir aku adalah anak kecil yang tidak  mengerti apa-apa. Tetapi sesungguhnya aku telah mengetahui apa yang telah terjadi padaku, yang tidak lain aku menderita penyakit Thalasemia yang merupakan penyakit darah yang cukup berbahaya.
Mungkin aku hanya dapat melawannya dengan terus berdoa dan menunggu keajaiban yang dianugerahkan Tuhan kepadaku.
        Satu impianku, aku ingin hidup normal seperti yang lainnya, tidak ketergantungan pada obat-obatan medis kedokteran yang membuatku bosan dan merasa lemah, aku ingin bermain dengan teman-teman sebayaku diluar sana, bukannya hanya berdiam diri didalam kamar dengan mainan-mainanku. Aku bahagia walaupun aku menderita akibat penyakitku ini, karena aku melihat kasih sayang yang tulus dari keluargaku, dukungan yang kuat dari mereka membuatku selalu bersikukuh untuk sembuh.
        Kadang kala aku ingin bersekolah seperti layaknya anak yang normal, tapi apa dayaku ? bahkan untuk berpikir saja sulit sekali bagiku. Hanya berdiam diri bukan berarti aku tidak mengetahui apa-apa. Aku tahu apa yang dibicarakan bunda dan ayah, mereka selalu berusaha menabung demi biaya pengobatanku yang cukup besar. Penghasilan mereka berdua selalu habis untuk aku, itu lah sebuah kasih sayang yang tulus. Mereka selalu tersenyum kepadaku seolah-olah dapat menutupi kesedihan mereka.
        Mungkin ilmu dokteran  mengatakan bahwa umurku tidak akan mungkin dapat berlanjut hingga kemasa dewasa, bahkan ada yang mengatakan penderita penyakit akibat gen yang dibawa dari kedua orang tuaku tersebut hanya dapat bertahan hidup hingga usia 16 tahun bahkan kurang dari itu. ”andaikan kalian semua tahu apa yang aku rasakan selama ini bukan hanya tersenyum behagia, bukan hanya berpilu sedih, tetapi itu semua adalah usahaku demi membanggakan kalian semua sekaligus untuk membuat kalian tidak terlalu menghawatirkan aku”.
        senyuman, ya..itulah yang selalu aku berikan kepada kalian. Berusaha menanti sebuah keajaiban yang mungkin dapat membuatku lebih ceria dan aktif dari pada sekarang. Tetapi hal yang selalu aku pikirkan adalah ”mengapa harus aku yang menerima semua ini ? aku tahu ini adalah cobaan dari tuhan, aku hanya bisa pasrah dan terus besabar menanti sebuah jawaban” selalu dan selalu aku bayangkan bila aku dapat menjadi kebanggan bagi keluargaku, jika aku dapat membalas semua pengorbanan ayah dan bundaku, jika aku dapat menjadi yang terbaik bagi semua orang yang menyayangiku dengan sepenuh hati. Ingin sekali aku mendapatkan hal itu. Andaikan waktu dapatku ubah, akan kupejamkan mataku, lalu aku berdoa agar semua yang aku alami selama ini hanyalah sebuah bunga dari tidur malamku.
        Aku tahu ayah, bunda, kakak, dan adikku selalu menutupi kesedihan mereka dariku. Namun entah sampai kapan aku dapat terus melihat senyuman yang terpancar dari wajah mereka yang menyimpan segala kepedihan melihat keadaanku selama ini.
Mungkin tanpa dukungan dari mereka, tanpa penerimaan dari mereka dengan segala keterbatasanku, dan tanpa pengorbanan untuk mengobati penyakitku ini entah apa yang telah terjadi padaku.
        Banyak orang yang beranggapan bahwa aku hanyalah seorang anak kecil yang tidak berdosa, anak kecil yang bersih, dan anak kecil yang polos, tetapi sesungguhnya mereka tidak mengetahui apa yang sedang aku perjuangkan untuk melawan penyakit yang cukup berbahaya bagi anak seusiaku. Indahnya hidup mungkin tidak dapat aku rasakan terlalu lama, aku tahu hal itu.
        Disaat kalian tersenyum penuh kebahagian, aku hanya tertunduk haru melihatnya. Satu hari saja untuk merasakaan keceriaan sangat berarti besar bagiku. Suatu anugerah yang besar jika aku dapat melawan penyakit ini, jika saja aku bisa menentukan waktu yang terus berlalu, pasti akan aku manfaatkan sebaik mungkin demi merasakan indahnya bermain, berpikir, dan bergembira bersama yang lain.
        Hanya satu anganku untuk kalian semua, yaitu menghapus semua air mata kesediahan yang mengalir dari pelipis mata orang-orang yang menyayangiku. Andaikan aku dapat melakukannya betapa bahagianya melihat tawa dari mereka, tetapi mungkin anganku itu hanya dapat terjadi dengan izin tuhan.
”Tio, kamu sabar ya” sungguh kata yang tidak asing lagi ditelingaku, selalu itu ucapan yang dilontarkan dari semua orang kepadaku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui jalan apa yang sedang aku tempuh demi kesembuhan.
        Percaya dan yakin ! hanya itulah yang dapat aku lakukan sekarang, bagiku semua ini adalah sebuah untaian cobaan, dan aku yakin aku dapat melaluinya semampuku. Aku tidak mau berpisah dengan keluargaku, aku tidak ingin dianggap anak yang lemah, aku akan membuktikan bahwa aku bisa membanggakan kalian semua. Cinta dan kasih kalian sangat berharga bagi diriku, mungkin selama ini aku tidak menyadarinya tetapi kini aku tahu semua orang berangan agar aku dapat sembuh dari penyakit ini. Thalasemia, bukanlah halangan untuk aku berputus asa, walaupun sakit yang kursakan begitu kuat, tetapi aku percaya keajaiban itu pasti akan datang kepadaku. Aku masih ingin merasakan indahnya dunia bersama keluargaku tercinta selamanya, dan bukan halangan untuk aku terus berjuang melawannya.
        Aku memiliki satu pesan yang mungkin dapat menjadi ungkapan terima kasihku kepada kalian, atas segala dukungan yang telah kalian berikan kepadaku.

Untuk semua orang yang menyayangiku,
       
        Maaf, selama ini terlalu banyak bertumpahan air mata yang dilontarkan untukku. Aku tahu kalian semua sayang kepadaku, aku tahu kalian begitu takut kehilangan diriku, aku tahu kalian takut bila aku bersedih dengan apa yang aku alami...
Diusia kalian mungkin banyak pelajaran yang telah kalian dapat, dan aku yakin kalian tahu apa yang sedang aku alami sekarang.
Hanya mununggu jawaban yang pasti untuk semuanya, tetapi aku tidak mau dikalahkan oleh penyakit ini, ini bukanlah akhir dari perjuangan hidupku. Masih banyak yang harus aku lakukan, masih banyak orang diluar sana yang menyayangiku, aku tidak mau mereka kembali menitiskan air mata hanya karena aku.
Aku yakin kasih dan sayang kalian kepadaku pasti dapat membangkitkan semangatku.
Aku yakin aku pasti dapat sembuh seperti sedia kala ! apalah arti hidup tanpa pengorbanan yang kuat. Terimakasih ayah, bunda, kakak, dan adikku atas segala lontaran semangat yang telah kalian berikan... aku berjanji kepada kalian !
       
 Inilah kata-kata penyemangat dari orang-orang terdekatku sekaligus untuk semua orang yang sedamg berjuang sepertiku !
”jalani hidup ini dengan segala keterbatasanmu, dengan segala keyakinan kalian, dengan setulus hati kalian. Karena kalian harus yakin dengan apa yang kalian miliki, kesehatan yang sungguh mahal. Dan satu janjiku, aku akan hidup disini untuk seluruh orang yang aku sayang, aku hidup demi kebahagian kalian semua, aku berjanji pada kalian ayah, bunda, kakak, dan adikku tercinta, aku berjanji pada kalian aku pasti dapat kembali sembuh seperti sedia kala”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar