Kamis, 08 Maret 2012

Puisi-Biola Putih



Biola Putih

Karya Zakia Prajani

Tak perlu kau hapus perih ini
Memang hati seorang lenyai
Serapuh ilusi,
Tak sekekal imajinasi

Masih dengan warnamu, safa
Seolah berceloteh atas nirwata
Tak perlu kau bersandiwara
Diatas opera sang nirmala
Karena hati tlah ternoda
Terbakar oleh pawaka
Dan lenyap terhembus pawana

Tapi...
Kan kubiarkan biola itu bernyanyi
Membawa kelu ini
Terbang bersama suara sang wasi


Puisi-Rapuh



Rapuh
Karya Zakia Prajani



Gairahku Melayang
Bayangan telah pudar,terbawa elang ke sarang
Percuma..
Permata rasa kini telah tiada
Penat ini telah lama tak bersua
Hasrat ingin membinasa

Namun..
Selama angin masih angin butiran
Dan mentari pagi menyinari daun-daunan
Tak kan kubiarkan pilu mendera sukma
Membawa rasa bertiup ke samudera

Sebelum peluit kereta pagi terjaga
Sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Aku akan tetap melewa
Dalam rimba, menujah lamela


oleh Zakia Prajani

Puisi-Tinggal Kerdip Lilin



Tinggal Kerdip Lilin
Karya Zakia Prajani




Aku terbangun di keheningan malam
Kegelapan kembali melukis kelam dihati
Kerdip lilin kecil itu masih saja menanti..
Menanti harapan semu yang tenggelam

Tinggal kerdip lilin...
Tetap tegar tersapu angin
Tetap menanti harapan palsu
Seolah mencari jarum dalam jerami, kelu..

Tinggal kerdip lilin..
Masih dengan api merahnya
Kucoba menerawang, menujah dingin
Disana..
Yang kulihat hanya ketegaran
Tak ada keluh, kesah, amarah, ataupun dusta

oleh Zakia Prajani

Puisi-Yang Terbuang



Yang Terbuang
Karya Zakia Prajani



Ingin kutujah malam
Mengalahkan semua bintang
Aku muak dengn segala kepolosannya
Seola diam dan bungkam melihat penderitaan

Ku ingin mengalahkan bulan
Agar ia tau menjadi yang terbuang
Aku muak dengan sinar redupnya
Yang tak mampu menyinari hati

Bersandiwara sepertiku ?
Tercabik, terkalahkan, terkucilkan, dan terbuang

Saat kulangkahkan kaki ini,
Ribuan meriam menghantamku

Saat aku mulai bangkit
Jutaan timah merobohkanku
Aku sakit, aku kesal !
Senista itukah aku ?


oleh Zakia Prajani