Selasa, 28 Februari 2012

Puisi-Untuk Tuhan


Puisi untuk Tuhan
Karya Zakia Prajani

Tuhanku..
Baru kini kupahimi hidup
Tak seindah yang kubayangkan
Tak seterang yang kumimpikan

Tuhan..
Memang tak ingin aku berlama-lama
Larut dalam deraian hujan
Yang ternyata juga derai air mata

Kutatap langit itu..
Masih dengan isaknya
Mungkin ia simpati terhadapku
Atau mungkin hanya fatamorgana ?

Tuhan..
Aku hilang

Tuhan..
Aku sendiri

Tuhan..
Aku sepi

Ingin kunyanyikan tangis ini
Berharap malaikat kan datang menemani
Menghapus pilu di hati
Menemani dalam gelapnya ilahi

Tuhan..
Mereka bilang Kau adil
Tapi mengapa Kau biarkan mereka berpora
Sedang aku terpuruk dalam kenyataan

Tuhan..
Tegakah Engkau ?
Puaskah Eangkau ?

Tuhan..
Kumohon, biarlah malaikatmu menjamaku,
Memelukku..
Dalam dunia yang terasa kelu

Puisi-Meriam Senja


Meriam Senja
Karya Zakia Prajani

Demi meriam yang kutanam dalam senja 
Demi dentum berparas gum
Untuk seseorang yang kini dipeluk bumi
Dan tidur dalam diam

Inikah ia jeritan jiwa ?
Bagai komik tak bergambar
Terkurung dalam dimensi adikara sang firdaus
Namun berselimut tangis meringis

Inikah seruan peluk bumi itu ?
Senyaring alto sekasar alu
Terhimpit dalam ambang hidup yang amerta
Berhati iblis, berparas anabia

Puisi-Hujan

Puisi Hujan
Karya Zakia Prajani



Bulir-bulir itu jatuh terhempas
Bagai adiratna sempurna, cantik
Menghapus derai duka sang berangas
Mengguyur peluh terbakar terik

Langit rupanya sedang berduka
Bungkin karena kandasnya berangta
Karena mentari berang akan bulan yang terus menguntitnya
Bagai drama mengisah duka

Anai-anai berterbangan luluh jua
Kandas terhempas air langit
Namun, budak-budak itu malah berlari ceria
Seolah buta menanggapi maharana yang sengit

Andai aku dapat seperti mereka...
Tertawa lepas saat duka
Membiarkan hujan menghapus ilusi kelam
mengubur dendam jiwa yang menikam, menghujam

hujan..
hapuslah duka ini
hujan..
bawalah ia hanyut tenggelam
dalam deru semu yang hitam.