Rabu, 25 Agustus 2010

Fanfiction-rainbow of angel love

Rainbow of angel love

-Title     : Rainbow of angel love
-Genre   : romance
-Author : Zakia Prajani
-Cast     : - Choi lim hyo a.k.a Destty Aulia
              - Kim kibum a.k.a his self
              - Lee Yeunhae a.k.a Siti Syifazalia

Ok, happy reading ! sorry if this fiction is to bad ^^
don’t Forget to give your own critics ^^

……………………………………………………………………………………………………………………….

        Cinta, acapkali ketika kata ini disebut, jiwa manusia pun bergetar, terbuai oleh perasaan indah nan mulia. Seakan tersiram oleh keindahan cinta yang berbaur dengan keharuman minyak yasmine. Orang yang dimabuk cinta seakan tak puas bila tak bermandikan air hujan nan bersih-suci, disiram oleh tangan kasih sayang. Dan diapun seakan terbang nan diatas sana. Menerobos hujan yang tenang, melambai gemulai, indah, dan bersiramkan wangian misik. Bagiku, cinta itu menghimpun orang yang dicinta ke arena keharuman wewangian, membawanya mengelilingi harumnya mawar. Manis, sungguh indah.. oh.
        Telah bergulir banyak warna-warni cinta di lubuk hatiku. Aku mulai mengunyam Seluk beluk cinta dalam hidupku. Bersama seseorang yang telah membasuh lembut hatiku dan menyentuhnya dengan keagungan. Dengan manis dan ceria ia tersenyum padaku, seakan memberikan isyarat cinta tepat dihadapan wajahku.
        Aku bagaikan tak berdaya dihadapannya. Semua rasa bergulir begitu cepat membentuk suatu keindahan. Keindahan nan suci dan murni, bagaikan air hujan yang sejuk dipagi hari. Keindahan itulah yang aku sebut sebagai CINTA.
        Aku mulai tahu dan belajar akan arti hidup darinya. Mengajakku berjalan menelusuri indahnya lekuk-bekuknya yang indah  . sungguh anugrah tuhan yang terindah.
        Menurutku, namja itu sungguh berhati mulia. Tutur kata dan gaya bicaranya sungguh melemburkan hatiku yang berdetak kencang seketika dihadapannya. Ia adalah pujaan hatiku, kibum oppa. Tetapi apakah ia juga memiliki perasaan yang sama dengan hatiku ? ataukan ia hanya menganggap persahabatan kami yang tengah berjalan 2 tahun ini, hanyalah persahabatan tanpa ikatan biasa?
...........................................................................................................................
        Sore ini hujan turun dengan derasnya, membasahi tiap dedahanan pohon dan kebun rumahku. Aku hanya memandangi kesejukannya dari balik jendela kamarku. Sendiri dengan kesepian yang menguras kesunyian hati. Tak ada lagi tempat untuk bersandar untukku. Dunia ini, bagaikan kejam untukku.
         ”doooarr ! hey.. melamun saja kau ini ! ” tiba-tiba suara itu mengagetkan aku dari kesepian yang tengah melanda hatiku. Kibum oppa tiba-tiba muncul dihadapanku dengan wajah nya yang manis dan mempesona. ”aiiish ! kau ini mengagetkan saja !” tontarku agak kesal dan langsung berakting cemberut dihadapannya. Ia hanya menyambutnya dengan gelak tawa.
        Aku masih saja memperlihatkan tekukan wajahku yang mengharapkan manja dari seseorang yang memiliki arti lebih di hatiku ini. ”sudahlah.... cup..cup.. cup.. nenek tua jangan ngambek lagi ya.. hahhahaa” ledeknya dengan sedikit mengejek diriku. ”ha, apa katamu ? nenek tua ? dasaaar !”  aku yang tidak terima dengan ejekannya itu pun langsung mengejarnya dengan segera. Tak peduli aku meloncati jendela kamarku yang cukup terjang itu.
        ”hahahha dapat kau !” tangkapku sambil memegang erat tangannya yang gagah itu.tetapi Ia sama sekali tak merespon ledekan gelawaku. Ia hanya terdiam membisu. Entah apa yang ia pandang. Tatapannya begitu kosong, sejenak wajahnya memucat pasi dan terlihat linangan air mata mulai membanjiri wajahnya. Aku hanya terdiam bingung mengamati tingkahnya yang perlahan berubah drastis.
        ”oppa, waeyo ?”tanya ku lembut. Sejenak suasana yang tadi riang, menjadi mendingin. Perlahan ia mulai membuka mulutnya ”aku teringat akan pelangi itu..” jawabnya dengan perlahan sembari menunjuk kearah pelangi yang berada tepat dihadapan kami, tak dapat dirisaukan lagi, wajahnya dibanjiri oleh derasnya butiran bening itu.
        ”dulu, aku terbiasa memandangi keindahanya bersama nae yeoja. Ya, seorang yeoja yang sangat aku sayang dan aku cintai melebihi apapun yang ada didunia ini. aku tak akan mungkin dapat melupakan kesedihan ini walaupun aku sedang dilanda bahagia. Masih kental terasa dibenakku, rasa sakit yang teramat menusuk ketika ia pergi meninggalkan aku. Hidup sendiri dengan mengahrap bayangnya didekapku.” jelas kibum oppa yang terlihat tak sanggup lagi meneruskan ceritanya.
        Aku mengusap lembut pipinya yang telah berlumur air mata dengan genggam tanganku. Kubisikan sebuah kata ditelinganya. Kata yang mungkin membuat hatiku menangis pilu. Bagaimana mungkin, Aku mencintainya, Sedangkan sampai saat ini ia masih mencintai gadis lain. Batapa hancur hati ini.
terus kucoba bendung deraian tangis hatiku ini, tetapi seketika....
       
kibum oppa mengeluarkan sebuah kotak merah kecil berbentuk love dari saku celananya. Indah sekali. Perlahan ia membukanya sambil diiringin oleh titisan lembut tangisnya yang jatuh tepat diatas kotak itu.
        Aku yang larut dalam suasana pun tak kuasa lagi menahan deraian air mata yang kini telah melebur membaur tepat dihadapan kibum oppa, air mataku jatuh membasahi tangan kibum oppa yang tengah memfokuskan pikirannya pada kota merah itu.
        ”Ya Tuhan.. apa isi dari kotak itu ? Mungkinkah ia telah memiliki ikatan dengan gadis lain ? ya tuhan.. aku mencintai namja ini. Jikalau memang aku boleh memilih, butakanlah kedua mataku agar aku tak dapat melihat ikatan tersebut dan tulikanlah telingaku sehinga aku tak dapat mendengar ucapan manis dari bibirnya untuk ditujukan untuk wanitanya.
        Ya tuhan.. barapa kali aku meringis karena seorang anak Adam yang Engkau ciptakan. Aku telah merasa jatuh cinta padanya. Cintaku yang  pertama. Ya.. pertama dalam hidupku.
        Ia menoleh kehadapanku, hatiku berdegup kencang. Aku berusaha memalingkan pandanganku darinya, seolah-olah acuh akan apa yang sedang terjadi. Dengan perlahan tapi pasti, ia membelai lembut daguku yang kini basah oleh air mata. Dihadapkannya wajahku tepat pada tatapan matanya yang terlihat sipit nan kemerahan.
        ”mengapa kau menangis ? apa aku menyakitimu ?” tanyanya sambil menyeka air mataku dengan sapu tangan birunya, usapannya sungguh lembut terasa dipupiku. ”a..a..a’aa.ku.’.”aku tak dapat menjawab pertanyaannya dengan terbata-bata. Seketika ia mendekapkan tubuhku pada tubuhnya, merebahkan jantungku tepat dijantungnya. Kami saling perpeluk erat.
        ”dengarkan dan rasakanlah detak jantungku.. lalu usaikan lah tangismu.. mianhae jika aku telah membuat hatimu menangis. Sekarang tenanglah.. dan utarakanlah semua beban yang membuatmu meringis padaku.” ujarnya tenang. Aku hanya terbelalak kagum dengan sikapnya yang sungguh seperti malaikat.
        ”Pikiranku telah teracuni oleh perasaan cemburu pada kotak merah itu. Aku yakin itu adalah cincin tanda ikatan dari gadisnya. Aku sadar, aku dan kibum oppa hanyalah sebatas seoarang sahabat. Tak lebih. Tetapi hatiku tak dapat kubohongi, aku memiliki perasaan yang lebih untuk kibum oppa dihatiku. Rasanya perih, walau memang ia bukanlah siapa-siapa untukku.” pendamku dalam hati. Aku yang tengah dilanda kegalauanpun, tak memperdulikan sosok oppa yang sedang berada dipelukku. Segera ku coba lepas

kan dekapan erat itu, aku berlari dengan sekuat tenaga menuju rumah dan segara memasuki kamarku. Entah apa yang ada dipikir kibum oppa melihat tingkahku yang aneh ini.
...........................................................................................................................
        Tiga bulan berlalu,kami sama sekali belum bertegur sapa. Apa yang harus aku lakukan ? apa aku harus jujur dengan perasaanku ? tetapi bagaimana jika ia menolak perasaanku ?. kata-katanya masih kental ditelingaku ketika ia mengatakan bahwalah ia masih mencintai seorang gadis yang aku sendiri tidak mengetahuinya.
        Pagi ini, ketika aku sedang menyirami bunga-bunga milikku ditaman depan rumah, terlihat seorang namja berbadan tegap tengah menuju kearahku. aku tak dapat melihatnya dengan jelas, karena aku melupakan kaca mataku yang tertinggal diatas meja belajarku semalam. Kuperhatikan langkahnya percis seperti kibum oppa. Tetapi aku masih belum yakin dengan penglihatanku yang tak jelas ini.
        Dengan rasa penasaran, kucoba lebih memfokuskan pandanganku pada orang itu, tetapi tetap saja parasnya tak terlihat jelas. ”aaaiish ! mataku ini.. siapa sih itu ?” pikirku penasaran. ”heeii ! nenek tua !” ujar namja itu. Aku tahu kata-kata itu, ini pasti kimbum oppa. Ya tepat sekali, aku sungguh yakin dengan tutur katanya yang mengejekku nenek tua itu. ”ka’..kau kibum oppa kan ?” ujarku pelan sambil terus memperhatikannya. ”iya ini aku, kibum, lim hyo. Lim hyo, mianhae.. aku ga bermaksud membuat mu menangis, sebenarnya ada apa , jagiya  ? kita sudah 3 bulan tidak bertegur sapa, itu artinya hubungan kita harus segera diperbaiki. Sekarang kamu cerita ya sama aku ?” tanya kibum oppa dengan diiringi senyumnya yang menawan.
        ”kau terlihat cantik sekali pagi ini, wajahmu sungguh anggun mempesona, tak dapat dihiraukan jika banyak namja yang terpikat oleh cantiknya wajahmu, rambutmu begitu lembut dan terurai dengan teratur, bibirmu merah merona, dan kulitmu sungguh putih layaknya seorang putri. Tak pantas memang jika aku telah menyakiti hatimu. ” ujarnya padaku, perkataannya sungguh percis dengan seoarang malaikat yang berhati mulia.
        Aku terkejut mendengar perkataan tentang pujian yang ia lontarkan begitu saja padaku. Aku segera mendekap tubuhnya dengan erat. Ia pun melakukan hal yang sama sambil membelai halus rambutku. ”hmm.. kebetulan hari ini turun hujan, dan lihatlah ada matahari yang bersinar dibaliknya. Pastilah akan ada warna-warni yang indah ditaman. Pelangi. Bagaimana kalo kita kesana aja ? aku pengen banget melihatnya. ” bujuk oppa padaku. ”hmm.. ya’..a..udah.. ayao kita pergi, tapi aku mau ngambil kaca mataku dulu ya.. ”tambahku dengan perasaan girang dan malu-malu tapi mau.
        Setelah kami siap, dengan semangatnya ia menarik dan menggenggam erat tanganku menuju taman tak jauh dari rumah kami.
        Sesampainya disana... aku langsung terteguk kagum melihat indahnya pelangi dihadapanku, merah, kuning, jingga, hijau, biru, nila, dan ungu, bersatu padu dengan perasaan girangku.
”oppa, boleh aku berkata sesuatu ?” tanyaku. ”iya, tentu saja jagiya... mengapa tidak ? katakanlah, otoke ?.. ” balasnya dengan senyuman.
Aku kembali merangkulnya, mungkin kibum oppa merasa agak bingung dengan perlakuanku ini. tetapi aku sudah tidak memperdulikannya lagi. ”oppa.. saranghaeyo. ” bisikku seenaknya ditelinga kibum oppa. ia mengangguk pelan dan membalasnya ” na do saranghaeyo lim hyo.. ”.
        Sungguh hatiku girang tak terganti. ”gamsyahamnida..oppa.. hmm.. tapi mianhae tiga bulan belakangan ini, aku marah padamu, dan kita sudah tak saling berteguran. Mianhae kibum oppa-a.. jujur, aku mencintaimu, aku menyayangimu dengan tulus, tetapi baru kini aku berani mengungkapkannya padamu. Aku cemburu dengan perkataanmu yang menerangkan bahwa kau masih menyimpan rasa pada seorang gadis. Dan ketika engkau menunjukkan kotak merah kecil yang berbentuk love itu, aku yakin itu adalah cincin tanda ikatan kalian berdua, benarkan ?” ujarku panjang lebar.
        Ia kembali memandangiku dengan tatapan mautnya, yang membuat hatiku melebur seketika, jantungku berdebar menanti jawabnya, disaksikan oleh untaian pelangi yang mempesona. Perlahan ia memegang kedua tanganku dan dibelainya halus jari-jemariku, lalu dikecupnya. ”ia adalah dongasaengku, hyera. Ia adalah dongsaengku satu-satunya. Hubungan kami sangat dekat, bahkan banyak yang tak menyangkal kami bagaikan sepasang pasangan yang bahagia. Tetapi itulah dongasengku, ia mengandalkan aku untuk segalanya setelah kematian appa dan eommaku sewaktu ia masih berusia 7 tahun. Tak heran jika ia selalu meminta perhatian, kasih sayang, dan permanjaan dari oppanya seorang. Maka dari itu, ia memberiku cincin ini untuk aku pakai, agar tidak ada gadis lain yang akan mendekati oppanya ini, dengan maksud agar aku terus-menerus memberikan kasih sayangku padanya secara penuh, dan tak terbagi dengan gadis manapun.” setelah bercerita panjang, kibum oppa terdiam sejenak dan langsung memandangi pelangi itu, lagi-lagi air matanya mengalir dengan sangat deras. 
        ”lim hyo, kau tahu,  dulu hyera saeng dan aku sering duduk disini menikmati pelangi yang indah sehabis hujan turun dan langsung diiringi oleh hembusan mentari yang memberikan pemandangan yang indah tak tergantikan. Dulu, ia bertekat untuk menggapai pelangi itu, dan ingin memberikannya untukku sebagai rasa terima kasihnya, tetapi semua harapannya tertempis oleh kejamnya penyakit yang ia derita. 3 tahun yang lalu, ia meninggal akibat penyakit kanker selaput otak yang dideritanya. Sungguh saengku yang malang.” jelas kibum oppa yang tak henti-henti mengalirkan air mata yang deras dari pelipis air matanya itu.
        Sungguh, kini aku menyangka bahwa diriku lah wanita terkejam yang pernah ada. Rasa bersalahku telah memuncak menjadi sebuah penyesalan pada kibum oppa. Seharusnya aku sadar bahwa, cinta tak harus memiliki, asalkan saling mengerti, niscaya cinta akan mempersatukan setiap insannya kembali.
        Akupun terlarut dalam suasana, deraian air mataku tak henti pula aku curahkan dihadapan pelangi yang indah itu. Kibum oppa menatapku dan kembali menggenggam tanganku yang mungil, ia usapkan sapu tangan di pipiku. Mencoba memberikan senyuman yang ia paksakan. Dan ia mengecup ujung keningku dan langsung memasangkan cincin itu dijari manisku disambut dengan perkataan telah lama aku nantikan darinya ”saranghaeyo lim hyo..”.
        Anganku bagaikan tercapai sudah, pelangi, kupu-kupu, burung, dan genagan air danau yang indah itu pun menjadi saksi bisu akan kisah cintaku yang telah terbalaskan oleh shabatku sendiri. Dimana aku menyimpan sebuah rasa yang tak dapat aku bohongi dari diriku sendiri.
        Kini aku pun benar-benar mengerti apa itu cinta. Banyak aneka warna cinta dalam hidup kita. Memadamkan gejolak cinta yang membara diantara dua hati insan manusia memang tak dapat dicegah lagi. Cinta itu suatu fenomena diri manusia, cinta itu memiliki arti yang tak harus memiliki, tetapi cukup saling mengasihi dan menyayanginya. Cinta itu adalah suatu fitrah yang asli pada diri manusia dan sesuatu yang realistis dan cinta adalah suatu zat yang suci. Jika dua insan telah memiliki perasaan cinta, maka tatkala lah untuk cinta itu sendiri yang akan menggiring mereka untuk merajut suatu kehidupan yang baru dalam hidupnya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar