Sabtu, 20 November 2010

Aku anak Itik buruk rupa


Aku anak itik buruk rupa


        Kalian tak akan pernah tahu. Tak akan pernah. Mungkin, aku dapat terus memendam semua perasaanku dalam memori hatiku. Hati kecil ku. Tapi, andai kalain semua tahu, hati ini tak akan mungkin menampung sejuta perasaan yang harus aku paksakan simpan didalamnya.
        Tak semudah membalikan telapak tangan, untuk dapat memperlihatkan senyum manisku yang seolah-olah merekah dari dalam hatiku, padahal semuanya semu. Hatiku menangis, tapi parasku tersenyum tersipu.
        Aku selalu mencoba untuk menjadi apa yang kalian semua inginkan, kalin menuntutku untuk menjadi diri kalian, bukan diriku. Kalian mau aku mengabulkan semua harapan kalian, tapi kalian tidak memperhatikan apa keinginanku sekali pun. Apa kalian sadar ?
        Aku bosan menulis cerita-cerita kesedihanku, aku lelah menjadi menjadi boneka semu kalian, aku kesal degan semua caci maki yang kalian berikan, aku marah dengan semua yang tak mengerti aku. TAPI APA DAYA KU ? aku hanya diam, diam, dan diam.
        Ibu, aku tahu engkau sayang padaku, engkau tulus padaku, engkau selalu ingin menjadikan aku sebagai yang terbaik bagimu, segalanya bagimu, segala yang engkau inginkan. Engkau berusaha memperhatikanku, engkau memberikan segudang jadwal untukku agar aku belajar terus menerus dan menjadi anak yang cerdas. 1 minggu tanpa henti, sejak mata hari terbit, hingga larut menjelang malam, kau buat aku bak boneka malang yang tak berdaya diambang pelajaran.
Engkau melarangku untuk menjadi diriku sendiri, egkau ingin aku menjadi seorang dokter, tapi itu bukan anganku. Aku ingin menjadi diriku sendiri, aku ingin bebas menikmati masa depanku, aku ingin bebas ibu. Karena ”Bebas itu Indah” Dan kebebasan yang aku inginkan bukanlah ”menjadi boneka semu bagi semua”.
        Ayah, mungkin tak ada yang perlu aku katakan untukmu. Dirimu tak dapat terlukis oleh ungkapan permainan jemariku. Engkau lah inspirasiku, engkau lah suryaku, engkau lah hidupku, engkau lah bagian jiwaku. Tapi ayah, apa engkau tahu, apa hobi ku ? apa makanan kesukaanku ? apa cita-citaku ? berapa umurku ? tanggal berapa aku lahir ? bahkan engkau LUPA dengan hari kelahiranku, ayah. Engkau melupakannya, semua yang ada dalam pikiranmu hanyalah pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaan. Dimana letak posisi ku dalam hatiku ? masih adakah ruang untukku ? yah, aku hanya ingin perhatian darimu dan bukan lah materi yang engkau limpahkan seutuhnya. Karena materi bukanlah pengobat hati yang luka.
        Kakak dan adikku, aku hanya ingin kalian tahu. AKU MENCINTAI KALIAN dan aku tak pernah sedikit pun membenci kalian.
        Sahabatku dan teman-temanku, kalian mungkin merasa kesal dengan sifatku, mungkin aku egois, aku sensitif, aku emosional, aku judes, aku yang selalu merasa paling hebat, paling pintar, dan paling segala-galanya. aku ingin kalian tahu, aku ingin kalian mengerti sedikit saja tentang diriku. Aku memang tak ”Cantik” seperti kalian, tapi seburuk-buruknya anak itik, ia masih memiliki hati. Aku memang tak sesempurna kalian, tapi seburuk-buruknya kain, toh, kalian juga terkadang membutuhkannya. Aku haya ingin itu dari kalian, tolong jangan rendahkan kemampuanku, pendapatku, dan opiniku, karena belum tentu kalian BENAR.
        Semua isi hatiku telah aku tuangkan seutuhnya, aku tak peduli jika kalian marah, kesal, tau pun tersinggung dengan tulisanku, karena sekesal-kesalnya kalian, masih ada aku yang lebih merasakan kekesalan.
        Hmmm.. apa kalian tahu ada yang aku sebunyikan dari wajah ceriaku setiap hari, dari tawaku yang terkekeh, dari kuatnya fisiku, dan dari pandangan kalian padaku ?. aku yakin tak ada seorang pun yang tahu. Karena sesungguhnya aku menyimpan suatu rahasia besar yang tak pernah kalian sangka. ini bukan tentang perasaan, ini bukan tentang rencana, dan ini bukan tentang tulisanku, tetapi ini adalah hal besar yang kelak kalian sendiri akan mengetahuinnya. Tapi, apapun itu, aku hanya ingin kalian mengeti walau sendikit saja apa isi hati kecilku yang sering menangis sepi, walau tanpa sebab. Aku ingin kalian selalu mengenangku sampai kapanpun dan jangan pernah bertanya apa hal yang sengaja aku pendam jauh-jauh, bahkan orang tua ku pun tak mengetahui hal itu, karena kelak semua nya akan tahu apa maksudku.
        Semoga dimalam ini,  dan malam-malam berikutnya, aku masih dapat merasakan kebebasan dari semua.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar