Senin, 21 Agustus 2017

kamu dengan waktumu, kamu dengan ceritamu.

pernah ngerasa ngejalanin sesuatu yang bukan kamu banget?

katanya....capek, lelah itu harus karena istirahat itu tempatnya di akhirat. 

tapi kali ini, aku bener bener capek, jenuh.
semuanya ga sesuai ekspektasi.

kecewa,
dari yang katanya demi kebersamaan, berujung gapping tanpa makna, kecuali hedonisme.
dari yang katanya demi kemanusiaan, berujung keberpihakan sekelompok orang diatas lainnya..
dari yang katanya demi komitmen, berujung hambar, tanpa sesuatu yang spesial.

lelah,
berkorban tapi tak pernah dianggap. tidak, bukan gila penghargaan, but why don't you see it?

mereka yang mengumbar janji, mereka yang selalu mengumbar harapan dan... saya yang selalu percaya. oh bukan! saya terlalu bodoh memandang semua adalah baik. dunia ga sebaik yang kamu kira, hai diriku. 

lalu maumu apa? 

ga, saya ga mau berenti cuma karena hati yang cengeng ini. saya cuma butuh jeda. setiap minggu, oh salah! setiap hari melompat-lompat! saya capek. bener-bener butuh istiahat, enyahlah apa katamu. teori itu dibuat oleh mereka yang saya rasa belum tentu pernah ada di titik ini.

saya ga butuh kamu yang selalu bilang ini salah saya. 

apa? 

kamu pasti mau bilang kalo kamu juga pernah ada di titik yang sama dengan saya? 
kalo badan dan otak saya yang salah?
kalo persepsi saya yang salah?
kalo saya yang belum terbiasa?
kalo saya yang kurang bersyukur?

kamu dan saya beda. kamu dengan waktumu, kamu dengan ceritamu.
dan saya, punya cerita yang belum tentu pernah kamu lalui. 

berhentilah berkata bijak, toh manusia dasarnya adalah lemah dan fakir ilmu. bukan, bukan buat kamu, ini nasihat buat saya. 

di sini, semua tentang dunia. saya cuma lelah. bukan fisik, tapi hati. kenapa sih cuma karena kertas saya harus menjalani jarak ribuan kilo dan ujian ini? sebegitu bahagia kah saya dengan kertas kertas itu? 

oya, jangan merasa ini buat kamu. jangan terlampau percaya diri. ini sekedar cetoleh dari jemari yang dibisikan neuron, pada organ sekepal jemari yang tak kunjung bungkam.

saya ingin, sungguh, pulang dan tenang. kembali ke muara. tiap pagi, kamu tau? ada suara yang selalu saya tunggu, membangunkan, bertanya kabar semalam. tapi, saya lelah. sungguh.

pulang. diam dan tenang, menjadi siapapun diri saya. melakukan yang saya senangi. bawa saya pulang, saya lelah. sungguh. kembali. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar